Sawo (Achras zapota) merupakan tanaman buah berupa pohon
yang dapat tumbuh besar dan berbuah lebat. Daunnya yang rimbun mampu
menjadi penaung dari sengatan matahari. Tanaman yang sebelumnya berada
di daerah tropis Guatemala (Amerika Tengah), Mexico, dan Hindia Barat
ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan urutan klasifikasi di kalangan ilmiah, sawo yang disebut neesbery atau sapodilla tergolong ke dalam famili Sapotaceae.
Tanaman sawo tak hanya dapat diambil buahnya tetapi juga getahnya
yang terdapat pada kulit batang, daun, dan empulur pohon sawo. Di negara
asalnya, tanaman sawo hanya diambil getahnya untuk bahan baku pembuatan
permen karet, sedangkan di Indonesia sawo dibudidayakan untuk dinikmati
buahnya. Manfaat lain dari tanaman sawo adalah kayunya yang bagu serta
di setiap bagian tanamannya memiliki kandungan tertentu untuk pengobatan
tradisional. Nama lokal untuk tanaman sawo, ialah : Sawo Manila
(Melayu), Saus (Padang), Sawo Manila (Sunda), Sawo Manila (Jawa Tengah),
Sabu manela (Madura), Sabo jawa (Bali).
Penanaman
Menanam tanaman sawo dalam pot dapat menggunakan bibit asal biji,
jika tujuannya untuk membentuk tajuk yang indah sebagai penghias
pekarangan. Akan tetapi, bibit asal biji ini memiliki masa pertumbuhan
yang sangat lambat, apalagi untuk mencapai masa berbuahnya. Oleh karena
itu, dapat dipilih bibit cangkok sebagai alternatif, dengan syarat
batang pokoknya harus lurus dan percabangannya menarik agar memudahkan
dalam hal pemangkasan serta kelak tidak hanya mempesona disaat berbuah
saja. Pilih bibit yang sehat dengan daun hijau segar dan mengembang
sempurna serta bebas hama penyakit. Bibit cangkokan dipilih yang cabang
atau rantingnya bagus dan sehat.
Menyiapkan pot
Pilihan penggunaan pot untuk tanaman sawo dapat berupa pot dari
semen, kayu atau drum bekas. Namun, yang paling praktis ialah pot dari
drum bekas, karena selain tidak beresiko pecah ketika dipindahkan, pot
dari drum bekas ini juga tahan lama. Ukuran pot minimal untuk tanaman
sawo sebaiknya yang bediameter 30 cm atau disesuaikan dengan ukuran
tanaman, dan yang terpenting dari apapun jenis dan bahan pot yang
digunakan ialah adanya lubang untuk pembuangan air di bagian dasar pot
yang cukup baik. Seperti misalnya pada drum bekas perlu dibuat lubang
sebanyak 5 buah dengan diameter masing-masing 1 cm.
Menyiapkan media tanam
Penggunaan media tanam dalam pot harus benar-benar diperhatikan.
Media tanam yang dapat digunakan ialah seperti campuran pupuk
kandang/kompos yang telah matang dengan tanah (1:1). Kedua media
tersebut dicampur merata sebelum dimasukkan ke dalam pot.
Penanaman bibit dalam pot
- Dasar pot dialasi ijuk atau pecahan genteng dengan ketebalan 5-10 cm, agar dapat menahan hilangnya tanah melalui lubang pot akibat penyiraman.
- Di atas alas tersebut diberi campuran media tanam setebal 3-5 cm.
- Bibit didekatkan pada pot. Pembungkus bibit dilepaskan dengan hati-hati.
- Masukan bibit ke dalam pot, lalu urug dengan sisa media tanam hingga rata dengan bibir pot.
- Lakukan penyiraman hingga media turun sekitar 5 cm di bawah bibir pot.
- Simpan tanaman dalam pot di tempat teduh untuk sementara, dan beri ganjalan di bawah pot dengan batu bata agar pot tidak bersinggungan langsung dengan tanah yang menyebabkan aliran air siraman terhambat keluar.
- Setelah tanaman sawo tampak segar dan muncul tunas, tanaman dapat dipindahkan ke tempat terbuka yang terkena sinar matahari penuh.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman pada tanaman dalam pot menjadi sangat penting untuk
diperhatikan. Jika tidak turun hujan perlu dilakukan penyiraman 1-2 hari
sekali, yang terpenting, media tanam dalam pot dijaga agar tidak
mengalami kekeringan ataupun kelebihan air. Cara penyiraman perlu
diperhatikan. Penyiraman dengan cara menyiramkan air ke seluruh bagian
tanaman dapat membuat tanaman terlihat bersih, akan tetapi jika tanaman
sedang berbunga hal ini perlu dilakukan secara cermat agar siraman air
tidak membuat bunga rontok. Oleh karena itu, ada baiknya penyiraman
dilakukan dengan menggunakan gembor atau nozzle.
Penyiangan
Setelah 1-2 bulan setelah tanam, perlu dilakukan penyiangan untuk
membersihkan rumput dan gulma yang menggangu. Jika tanaman sudah tumbuh
besar gangguan tersebut tidak berarti, tetapi jika tanaman masih kecil
akan sangat berarti karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman sawo.
Gangguan tumbuhan parasit seperti benalu juga harus diperhatikan. Jika
kelihatan pada ranting pohon sawo terdapat benalu atau parasit agar
segera dibersihkan dengan cara memotong ranting tempat benalu menempel.
Pemotongan sebaiknya dilakukan sebelum benalu berbunga. Perlu pula
dilakukan pemberantasan benalu pada pohon lain di dekat tanaman sawo
untuk mencegah penularan pada tanaman sawo lainnya. Untuk tanaman sawo
dalam pot, perawatan ini tidak begitu digunakan, akan tetapi jika ada
tumbuhan pengganggu dalam pot segera dicabut saja lalu dibuang.
Pembubunan/ pendangiran
Pada saat penyiangan, dapat juga dilakukan pembubunan tanah di
sekitar tanaman. Pembubunan dilakukan untuk menggemburkan tanah di
sekitar tanaman sawo dan untuk memperkokoh batang tumbuhnya. Pendangiran
pada pot hanya dilakukan jika media dalam pot sudah tampak memadat.
Pemupukan lanjutan
Sebagai pedoman pemupukan dapat diberikan 250-500 gr urea/pohon/tahun
sebelum tanaman sawo berbuah. Pemupukan ini dimaksudkan untuk
merangsang pertumbuhan batang dan daun, karena urea adalah sumber N yang
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun.
Bila tanaman sudah waktunya berbuah, kurang lebih berumur 4 tahun,
dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk majemuk NPK (10-20-15) yang
kandungan fosfor (P) dan kaliumnya (K) tinggi sebanyak 500 gr/ pohon
tiap tahun. Bila tidak ada NPK bisa diganti dengan pupuk urea, DS, dan
KCl sebanyak 108 gr, 277 gr, dan 144 gr. Sedangkan tanaman sawo dalam
pot hanya membutuhkan pupuk NPK tersebut sebanyak 50 gr/ tanaman setiap 2
bulan sekali, dan pupuk daun setiap 1-2 minggu sekali dengan dosis yang
tertera pada tanaman. Unsur P bagi tanaman berfungsi untuk mempercepat
pembungaan, sedangkan unsur K berfungsi untuk menjaga bunga dan buah
supaya tidak mudah gugur.
Jumlah pupuk tersebut secara bertahap ditingkatkan sampai 2 kg/pohon
tiap tahun untuk tanaman sawo yang telah berumur 15 tahun. Selain urea
dan NPK yang diberikan, perlu juga diberikan pupuk kandang sebanyak 10
kg/pohon untuk memperbaiki struktur tanah.
Pemberian pupuk lanjutan tersebut dilakukan 2 kali dalam setahun,
yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan setengah
dari yang disebutkan di atas.
Cara pemberian pupuk dengan menaburkan pupuk ke dalam parit yang
digali di bawah pohon mengelilingi lingkaran tajuk dengan lebar dan
kedalaman ± 10 cm. Dapat juga ditanam pada empat lubang di bawah tajuk
pohon dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm untuk tiap lubang. Sedangkan
untuk pemupukan dalam pot caranya adalah dengan mengangkat tanah yang
bersinggungan dengan pinggir pot sedalam 10 cm, kemudian ditimbun lagi
setelah pupuk dimasukan.
Pemangkasan
Tanaman sawo yang dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 20
m. Agar tanaman sawo tidak terlalu tinggi, maka dilakukan pemangkasan.
Pemangkasan juga bertujuan membentuk percabangan yang baik dan kuat.
Bibit tanaman dalam pot yang berasal dari cangkokan hanya perlu
dipangkas untuk memperbaiki bentuk, bukan untuk membentuk tajuk. Akan
tetapi jika asal bibit berasal dari sambung pucuk, maka pembentukan
tajuk perlu dilakukan sejak semula. Berikut adalah teknis pemangkasan :
a) Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk ditujukan untuk mengatur ketinggian dan bentuk
tajuk, agar memudahkan dalam pemetikan buah serta pengontrolan hama dan
penyakit.
Pembentukan tajuk tanaman sawo dalam pot dapat dilakukan tidak hanya pada musim hujan. Pemangkasan pertama
ketika tanaman telah tumbuh cukup kuat (2 bulan setelah tanam).
Pemangkasan dilakukan dengan memotong ujung batang hingga tinggal 15-40
cm dari permukaan tanah dalam pot. Tempat pemangkasan harus sedikit di
atas ruas batang. Luka bekas pangkasan ditutup dengan cat meni atau
parafin untuk mencegah penyakit. Beberapa hari setelah pemangkasan akan
tumbuh tunas-tunas baru pada ketiak daun. Tiga dari tunas yang tumbuh
sehat dan tidak saling berdekatan dipilih sebagai cabang primer dan
dibiarkan tumbuh sedangkan tunas lainnya dibuang. Pemangkasan ke dua ketika
cabang primer tumbuh sepanjang 20-25 cm ujungnya dipangkas lagi hingga
panjangnya tinggal 15-20 cm. Pemangkasan ini dilakukan tepat di atas
mata tunas. Akibat pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Dua
atau tiga tunas yang sehat dibiarkan tumbuh menjadi cabang sekunder dan
tunas yang lain dipotong. Setelah terbentuk cabang sekunder, selanjutnya
hanya dilakukan pemangkasn pemeliharaan.
Tanaman sawo dalam pot dapat dibentuk tajuknya tidak hanya dengan
pemangkasan, tetapi juga dengan menggugurkan buah-buah yang tumbuh
pertama kali, karena biasanya jika buah pertama dibiarkan berkembang
pertumbuhan tanaman selanjutnya akan menjadi jelek. Jika menginginkan
bentuk tajuk yang sederhana, pemangkasan dapat diakhiri sampai tahap
pemangkasan pertama saja, dan selanjutnya hanya untuk pemangkasan
pemeliharaan.
b) Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk memotong ranting yang
terlalu panjang atau rusak dan lemah, mencegah serangan penyakit,
memotong cabang-cabang air, serta mengurangi kerimbunan sehingga sinar
matahari dapat masuk. Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan
setiap saat jika diperlukan.
artikelnya bagus sangat bermanfaat bagi kami, dan saya dari kebun bibit mau menawarkan beberapa tanaman buah, dan bila anda minat bisa kunjungi link kami yaitu http://kebunbibit.id/tanaman-buah/
BalasHapus